aidilfk

olahraga

Sabtu, 23 Februari 2013

FISIOLOGI OLAHRAGA, SITEM SARAF

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem adalah seperangkat komponen yang berkejasama secara terkoordinasi untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan. Sistem tersebut merupakan  struktur yang terbatas dengan masukan (input) dan keluaran (ouput) tertentu sesuai tujuan sistem. Biasanya masukan berasal dari sistem lain dan keluarannya akan menjadi masukan bagi sistem lain atau kembali ke sistem semula (Greger, 1996).
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikannya.
Sistem saraf tepi terdiri atas saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen yang disebut juga sebagai saraf sensorik, sedangkan saraf eferen sering disebut juga saraf motorik yang terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan saraf motorik autonom.











BAB II
PEMABAHASAN

A. Bagian-bagian Utama Sistem Saraf
            Sistem saraf memiliki dua bagian utama :
  1. Central Nervous System (CNS/ Sistem saraf pusat)
CNS terletak di bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu : otak dan sumsum tulang belakang.
  1. Peripheral Nervous System (PNS/ Sistem saraf Perifer/Tepi)
PNS terletak di luar bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1) Somatic Nervous System (Sistem Saraf Somatik), yang mengatur interaksi tubuh dengan lingkungan luar. Terdiri dari dua macam saraf, yaitu:
a) Afferent Nerves (saraf aferen/sensorik), yang membawa input sensoris dari reseptor dI seluruh bagian tubuh, seperti kulit, kuping, mata, dan sebagainya ke CNS.
b) Efferent Nerves (saraf eferen/motorik), yang membawa sinyal dari CNS menuju otot.
2) Autonomic Nervous System (Sistem Saraf Otonom), adalah bagian dari PNS yang berfungsi mengatur kondisi internal manusia. Sistem Saraf Otonom ini juga terdiri dari saraf aferen dan eferen. Saraf Eferen dalam sistem saraf otonom terdiri dari:
a) Sympathetic Nerves (saraf simpatik), yang menstimulasi, mengorganisasi, dan memobilisasi sumber-sumber energi dalam tubuh untuk menghadapi situasi yang menakutkan tidak menyenangkan
b) Parasymphatetic Nerves (saraf parasimpatik), yang menyimpan energi dalam tubuh dan bereaksi dalam menghadapi situasi yang menyenangkan.
Keseimbangan kondisi internal manusia berlangsung karena input dari saraf eferen dan aferen pada sistem saraf otonom, contohnya: detak jantung akan meningkat apabila mendapat sinyal dari saraf sympatik, sebaliknya bila ada sinyal dari saraf parasimpatik, maka detak jantung akan menurun.
Istilah aferen dan eferen mudah dibedakan apabila kita mengingat kata-kata berawalan "a" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya "mendekati" sesuatu, yaitu approach, arrive, dan kata-kata berawalan "e" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya "menjauhi" sesuatu, yaitu exit, escape. Aferen membawa impuls ke CNS, dan eferen membawa impuls dari CNS.
Gambar 1. bagan sistem saraf manusia
B. Struktur Sel Saraf
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.
Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel saraf yang lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sinapsis juga sebagai penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Gambar 2. struktur sel saraf

Neuron
 Bagian-bagian neuron dapat dibedakan atas beberapa bagian ( untuk lebih jelasnya perhatikan pula gambar 2) :
a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron =pohon, sarna seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain. Kontak antar neuron ditransmisikan melalui sinapsis.
b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri dari rantai
DNA (deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu, tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada masing-masing individu.
c. Membran Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh keluar masuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul lemak (lipid).
d. Sitoplasma, cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan, seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel.
e. Soma sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.
f. Axon Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel.
g. Axon, benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin. Axon membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons.
h. Myelin, lapisan berlemak yang menyelubungi akson.
i. Nodes of Ranvier, bagian axon yang tidak diselubungi myelin.
j. Terminal Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa substansi kimiawi) ke sinapsis. Substansi kimiawi ini mempengaruhi sel penerima,sehinggasel penerima akan menentukan apakah pes an akan diteruskan ke axon atau tidak
k. Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul neurotransmitter  yang berbentuk kantong-kantong kedl; umumnya bersatu di button dekat dengan membrane presianpsis.
l. Synapses (sinapsis), jarak terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain dimana sinyal-sinyal kimiawi ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan terminal button (sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran dendrite sel penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan kecill (buds) yang disebut dengan dendritic spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma hanya berjalan satu arah, yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel dan tidak menerima pesan lanjutan dari sel. Pesan disampaikan ke neuron lain melalui axon.
Gambar 3 Proses sinapsis antar neuron
m. Axodendritic Synapses, sinapsis antra axon dan dendrit
n. Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel.

B. Sel-sel pendukung system saraf pusat
1. Sel Glia
            Sel glia adalah sel pendukung yang utama dalam sistem saraf pusat. Sel glia atau neuroglia (secara literal dapat diterjemahkan sebagai nerve-glue atau perekat saraf) memang berfungsi melekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh. Tetapi fungsi sebenarnya lebih dari itu, glia juga mengontrol persedian substansi kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasi dengan neuron lain, melindungi neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain sehingga pesan yang disampaikan antara neuron yang satu dengan yang lain tidak campuraduk, selain itu iajuga berfungsi memusnahkandan  melepaskan sel-sel saraf yang mati akibat kecelakaan atau karena proses penuaan.

2 Sel Satelite
            Fungsi pendukung yang dilakukan oleh sel glia di CNS, juga berlangsung dalam PNS oleh sel satellite (satellite cell). Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang terletak di luar CNS, terutama di saraf (kumpulan axon di PNS) dan organ-organ pengindera.
BAB III
PENUTUP

            Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer/tepi terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks.
























Daftar Pustaka

Churchman CW, The System Apporach. New Yoryk. Delli Publishing Co. Inc. 1968
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf

Greger R, Windhorst u, Comprehensive Human Physiology, vol I. Germany. Sphringer
- Verlag Berlin Heidelberg. 1996. Regulation Principles in Physiology.
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab2_sistem_saraf.pdf

                                    



BAB I
PENDAHULUAN

Sistem adalah seperangkat komponen yang berkejasama secara terkoordinasi untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan. Sistem tersebut merupakan  struktur yang terbatas dengan masukan (input) dan keluaran (ouput) tertentu sesuai tujuan sistem. Biasanya masukan berasal dari sistem lain dan keluarannya akan menjadi masukan bagi sistem lain atau kembali ke sistem semula (Greger, 1996).
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikannya.
Sistem saraf tepi terdiri atas saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen yang disebut juga sebagai saraf sensorik, sedangkan saraf eferen sering disebut juga saraf motorik yang terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan saraf motorik autonom.











BAB II
PEMABAHASAN

A. Bagian-bagian Utama Sistem Saraf
            Sistem saraf memiliki dua bagian utama :
  1. Central Nervous System (CNS/ Sistem saraf pusat)
CNS terletak di bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu : otak dan sumsum tulang belakang.
  1. Peripheral Nervous System (PNS/ Sistem saraf Perifer/Tepi)
PNS terletak di luar bagian tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1) Somatic Nervous System (Sistem Saraf Somatik), yang mengatur interaksi tubuh dengan lingkungan luar. Terdiri dari dua macam saraf, yaitu:
a) Afferent Nerves (saraf aferen/sensorik), yang membawa input sensoris dari reseptor dI seluruh bagian tubuh, seperti kulit, kuping, mata, dan sebagainya ke CNS.
b) Efferent Nerves (saraf eferen/motorik), yang membawa sinyal dari CNS menuju otot.
2) Autonomic Nervous System (Sistem Saraf Otonom), adalah bagian dari PNS yang berfungsi mengatur kondisi internal manusia. Sistem Saraf Otonom ini juga terdiri dari saraf aferen dan eferen. Saraf Eferen dalam sistem saraf otonom terdiri dari:
a) Sympathetic Nerves (saraf simpatik), yang menstimulasi, mengorganisasi, dan memobilisasi sumber-sumber energi dalam tubuh untuk menghadapi situasi yang menakutkan tidak menyenangkan
b) Parasymphatetic Nerves (saraf parasimpatik), yang menyimpan energi dalam tubuh dan bereaksi dalam menghadapi situasi yang menyenangkan.
Keseimbangan kondisi internal manusia berlangsung karena input dari saraf eferen dan aferen pada sistem saraf otonom, contohnya: detak jantung akan meningkat apabila mendapat sinyal dari saraf sympatik, sebaliknya bila ada sinyal dari saraf parasimpatik, maka detak jantung akan menurun.
Istilah aferen dan eferen mudah dibedakan apabila kita mengingat kata-kata berawalan "a" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya "mendekati" sesuatu, yaitu approach, arrive, dan kata-kata berawalan "e" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya "menjauhi" sesuatu, yaitu exit, escape. Aferen membawa impuls ke CNS, dan eferen membawa impuls dari CNS.
Gambar 1. bagan sistem saraf manusia
B. Struktur Sel Saraf
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.
Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel saraf yang lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sinapsis juga sebagai penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Gambar 2. struktur sel saraf

Neuron
 Bagian-bagian neuron dapat dibedakan atas beberapa bagian ( untuk lebih jelasnya perhatikan pula gambar 2) :
a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron =pohon, sarna seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain. Kontak antar neuron ditransmisikan melalui sinapsis.
b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri dari rantai
DNA (deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu, tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada masing-masing individu.
c. Membran Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh keluar masuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul lemak (lipid).
d. Sitoplasma, cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan, seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel.
e. Soma sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.
f. Axon Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel.
g. Axon, benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin. Axon membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons.
h. Myelin, lapisan berlemak yang menyelubungi akson.
i. Nodes of Ranvier, bagian axon yang tidak diselubungi myelin.
j. Terminal Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa substansi kimiawi) ke sinapsis. Substansi kimiawi ini mempengaruhi sel penerima,sehinggasel penerima akan menentukan apakah pes an akan diteruskan ke axon atau tidak
k. Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul neurotransmitter  yang berbentuk kantong-kantong kedl; umumnya bersatu di button dekat dengan membrane presianpsis.
l. Synapses (sinapsis), jarak terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain dimana sinyal-sinyal kimiawi ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan terminal button (sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran dendrite sel penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan kecill (buds) yang disebut dengan dendritic spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma hanya berjalan satu arah, yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel dan tidak menerima pesan lanjutan dari sel. Pesan disampaikan ke neuron lain melalui axon.
Gambar 3 Proses sinapsis antar neuron
m. Axodendritic Synapses, sinapsis antra axon dan dendrit
n. Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel.

B. Sel-sel pendukung system saraf pusat
1. Sel Glia
            Sel glia adalah sel pendukung yang utama dalam sistem saraf pusat. Sel glia atau neuroglia (secara literal dapat diterjemahkan sebagai nerve-glue atau perekat saraf) memang berfungsi melekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh. Tetapi fungsi sebenarnya lebih dari itu, glia juga mengontrol persedian substansi kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasi dengan neuron lain, melindungi neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain sehingga pesan yang disampaikan antara neuron yang satu dengan yang lain tidak campuraduk, selain itu iajuga berfungsi memusnahkandan  melepaskan sel-sel saraf yang mati akibat kecelakaan atau karena proses penuaan.

2 Sel Satelite
            Fungsi pendukung yang dilakukan oleh sel glia di CNS, juga berlangsung dalam PNS oleh sel satellite (satellite cell). Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang terletak di luar CNS, terutama di saraf (kumpulan axon di PNS) dan organ-organ pengindera.
BAB III
PENUTUP

            Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer/tepi terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks.
























Daftar Pustaka

Churchman CW, The System Apporach. New Yoryk. Delli Publishing Co. Inc. 1968
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf

Greger R, Windhorst u, Comprehensive Human Physiology, vol I. Germany. Sphringer
- Verlag Berlin Heidelberg. 1996. Regulation Principles in Physiology.
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab2_sistem_saraf.pdf

                                    























0 komentar:

Posting Komentar