aidilfk

olahraga

Sabtu, 23 Februari 2013

KELENTURAN OLAHRAGA



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan olahraga nasional, sebagai mana yang di gariskan dalam UU no. 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional adalah meliputi olahraga pendidikan,olahraga prestasi dan olahraga rekreasiyang dilakukan secara terencana berkelanjutan,terukur dan komprehensif.
Hal ini sesuai dangan tujuan keolahragaan nasional yakni meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia.menanamkan nilai moral dan akhlak yang mulia ,sportifitas,disiplin memperererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa.
Seiring dengan kemajuan teknologi,upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu pendekatan ilmiah.kegiatan olahraga saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh atlet atau pelatihnya saja,tetapi juga dari ilmuan dari berbagai diiplin ilmu.
Latihan merupakan suatu factor yang sangat penting dalam meningkatkan kelentukan otot,sedangkan kelentukan merupakan modal untuk mempermudah kita dalam mencapai gerakan-gerakan yang menuntut kelentukan otot dan sendi.
Berpijak dari urain diatas,penulis berkesimpuulan bahwa pentingnya melakukan tes dan pengukuran kelentukan otot sebagai suatu parameter kemampuan fisik dan parameter kemampuan fisiologis.



B. Pembatasan Masalah
    Mengingat banyaknya masalah yang teridentifikasi dalam upaya peningkatan prestasi olahraga,maka penelitian ini hanya membatasi masalah tentang kelentukan dengan prestasi.
C. Tujuan
    Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kelentukan dengan prestasi olahraga.












BAB II
Kelentukan Dengan Prestasi
I.       Kelentukan

a.         Pengertian Kelentukan
Kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas (Jonath/Krempel, 1981). Flexibility refers to the range of motion around a joint (Bompa, 2000: 31). Dapat dijelaskan bahwa kelentukan merupakan kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan amplitudo gerakan (range of motion) yang besar dan luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Istilah lain dari kelentukan yang sering ditemukan adalah keluwesan, kelenturan dan fleksibilitas.
Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Kelentukan berbicara tentang kemampuan fungsi persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul, pergelangan tangan dan lain-lain. Kemampuan kelentukan ditandai oleh keluasan gerakan yang dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat kelentukan togok (tubuh) dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur kelentukan sendi pinggul dapat menggunakan split test, dan lain sebagainya.
Kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai bentuk gerakan dan keterampilan secara baik sangat ditentukan oleh amplitudo gerakan. Semakin besar amplitudo gerakan maka makin luas gerakan yang dapat dilakukan. Keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan (Bompa, 1993: 375).
Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerakan dan dalam mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Untuk mengembangkan kecepatan lari cepat 100 meter, seorang pelari cepat harus memiliki amplitudo gerakan tungkai yang besar untuk bisa menghasilkan langkah yang jauh kedepan. Dengan kata lain, tanpa kelentukan kecepatan lari tidak berkembang secara optimal.
Seorang spiker/smasher dalam permainan bolavoli tidak akan bisa melakukan pukulan (spike) dengan kuat dan terarah tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan persendian tubuh, bahu, kaki dan tangan, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan power otot lengan, bahu, otot perut dan otot tungkai untuk meloncat. Spike/smash adalah suatu keterampilan gerak yang dalam permainan bolavoli disebut dengan teknik memukul (spike/smash) dengan tingkat koordinasi gerakan melebihi teknik-tknik bolavoli yang lain.
Besarnya pengaruh kelentukan terhadap penguasaan ketrampilan-keterampilan gerakan juga terlihat pada cabang olahraga senam, sepak bola, basket, sepak takraw, lompat tinggi, lompat galah, golf, bulu tangkis dan lain sebagainya. Pendek kata hampir seluruh cabang olahraga yang memerlukan koordinasi yang tinggi dan rumit memerlukan kelentukan atau fleksibilitas persendian tubuh sesuai dengan tingkat kebutuhan olahraganya, karena tiap cabang olahraga membutuhkan tingkat kelentukan yang berbeda. Selain dari fungsi kelentukan yang dijelaskan di atas, kelentukan juga dapat berfungsi untuk keindahan dan kelacaran gerakan seperti yang terlihat dalam olahraga senam dan loncat indah.


b.        Macam-macam kelentukan
Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Jika dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga maka kelentukan dapat dibedakan atas kelentukan umum dan khusus. Apabila dilihat dari bentuk pelaksanaannya maka kelentukan dapat dikelompokkan menjadi kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta kelentukan statis dan dinamis
1)        Kelentukan umum
Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. Jenis kelentukan ini dibutuhkan oleh olahraga-olahraga yang menuntut berbagai bentuk aktivitas gerak persendian seperti sepak bola, bolavoli, baskek, tenis, senam artistik dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dapat dikatakn bahwa kelentukan umum mencakup semua fungsi persendian untuk dapat melakukan berbagai bentuk gerakan dalam olahraga.
2)        Kelentukan khusus
Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. Misalnya kelentukan pergelangan tangan dan bahu dalam permainan bolavoli atau pergelangan tangan pada olahraga hockey. Jadi, kelentukan khusus lebih terkait dengan kebutuhan olahraganya.
3)        Kelentukan aktif
Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu seperti senam kalestenik atau gerakan-gerakan senam persendiam yang biasa dilakukan secara berulang-ulang yang disebut repetisi gerakan.


4)        Kelentukan pasif
Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan (stretching). Pada kelentukan pasif tidak terjadi pengulangan/repetisi gerakan secara terus menerus selama waktu yang ditentukan dan persendian mengalami peregangan sesuai fungsinya.
5)        Kelentukan dinamis
Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali. Jenis kelentukan ini relatif identik dengan kelentukan aktif, karena terjadi pergerakan pada persendian tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan tujuan latihan yang diinginkan.
6)        Kelentukan statis
Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan (stretching) pada waktu melakukan pemanasan. Jenis kelentukan ini lebih identik dengan kelentukan pasif, karena persendian tidak mengalami pengulangan gerakan secara terus menerus.
Peregangan statis (static stretching) meliputi perengan sampai ke batas gerakan tanpa menggunakan kekuatan dan mempertahankan posisi tersebut selama waktu yang ditentukan (misalnya 10 detik). Sedangkan peregangan ballistik (ballistic stretching) merupakan gerakan-gerakan aktif sampai batas gerakan tersebut. Sebagai contoh, membungkukkan badan ke depan dalam posisi berdiri untuk mencapai raihan maksimum pada lutut, dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk peregangan yang kedua ini identik dengan latihan kelentukan dinamis. Sementara metode PNF meliputi peregangan sampai ke batas gerakan, lakukan kontraksi statis selama beberapa detik melawan beban yang diberikan pasangan latihan.

c.         Faktor-faktor yang membatasi kelentukan
Kelentukan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat menentukan kualitas dan penguasaan suatu keterampilan (teknik) cabang olahraga. Kelentukan diperlukan hampir untuk semua cabang olahraga, termasuk untuk kebutuhan gerak sehari-hari, karena kelentukan merupakan fungsi seluruh persendian yang terdapat pada tubuh. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan fungsi kelentukan dalam olahraga perlu diketahui dan dipahami terlebih dahulu faktor-faktor yang membatasi kemampuan fungsinya. Menurut Jonath/Krampel (1981), kemampuan kelentukan dibatasioleh beberapa faktor antara lain :

1)      Koordinasi otot sinergis dan antagonis
Pada pelaksanaan suatu gerakan, otot tidak pernah bekerja sendiri, melainkan selalu  bekerja sama dengan satu latau beberapa kelompok yang lain. Ketika otot lengan atas depan (otot biceps) di tekuk pada siku, pada saat yang bersamaan otot lengan atas belakang (otot triceps) meregang (lengthen), dimana kedua kelompok otot ini bekerja sama tarik menarik dalam melakukan suatu gerakan. Koordinasi otot sinergis adalah kerja sama otot biceps dengan otot brachialis pada lengan atas depan) dalam melakukan suatu gerakan, sedangkan otot antgonis adalah kerja sama sepasang otot yang saling berlawanan dalam melakukan gerakan seperti kerja otot biceps (lengan atas depan) dengan otot triceps (lengan atas belakang).

2)      Bentuk persendian
Setiap persendian pada tubuh memiliki fungsi dan kemampuan yang berbeda-beda. Sendi bahu memiliki fungsi dan kemampuan melebihi sendi lutut, kaki dan pinggul.
3)      Temperatur otot
Otot dengan temperatur tinggi (panas) neniliki kadar elastisitas lebih baik dari pada otot dengan temperatur rendah (dingin), begitu juga hal nya dengan kemampuan tendon dan ligamen.
4)      Kemampuan tendon dan ligament
Tendon dan ligamen merupakan alat ktif yang sangat menentukan kemampuan kelentukan tubuh seseorang. Tendon adalah bagian yang tak terpisahkan dari struktur otot yang terdapat pada bagian ujung gumpalan  otot dengan fungsi menghubungkan otot dengan tulang, sehingga dapat menggerakkan persendian ketika otot berkontraksi. Sedangkan ligamen merupakan jaringan ikat (connective tissue) yang mengikat atau menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain pada persendian.

5)      kemampuan proses pengendalian fisiologi persarafan
hampir semua bentuk ketrampilan yang dilakukan secara sadar. Kelentukan termasuk elemen kondisi fisik yang berpengaruh terhadap kualitas ketrampilan gerakan, dengan demikian fungsi kelentukan juga ditentukan oleh kemampuan sistim saraf sentral.

6)      Usia dan jenis kelamin
Kemampuan kelentukan (flexibility) juga ditentukan oleh usia dan jenis kelamin. Kemampuan flexibilitas yang terbaik didapat pada usia anak-anak sebelum masa puberitas, akan tetapi setelah masa puberitas kemampuan kelentukan menurun sejalan dengan bertambahnya usia (Bompa 2000).
Namun ketika memasuki usia dewasa, flexibilitas wanita menunjurkkan perkembangan yang cendrung mendatar dan bahkan bisa menurun selama masa kematangan (maturity phase).hal ini lah yang mendasari mengapa latihan flexibilitas secara menyeluruh dan kontiniu diperlukan untuk setiap orang yang aktif berolahraga.
d.      Prinsip-prinsip latihan kelentukan
Untuk mengembangkan kemampuan kelentukan perlu diperhatikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1)      Dimulai dengan latihan kelentukan umum yang melibatkan hampir semua fungsi persendian tubuh secara menyeluruh.
2)      Kelentukan-kelentukan khusus suatu cabang olahraga harus dilatih dan di capai dengan amplitudo geralkan seoptimal mungkin karena diperlukan untuk pertandingan dan peningkatan prestasi.
3)      Lakukan ke semua arah secara optimal semua dengan fungsi dan kemampuan persendian.
4)      Latihan-latihan kelentukan harus diberikan sebelum dan sesudah latihan kekuatan dan latihan kecepatan guna menghindari kekakuan otot dan membantu pemulihan.
5)      Program pengembangan kelentukan perlu juga di kombinasikan dengan latihan kekuatan karena tanpa kekuatan amplitudo gerakan yang besar tidak dapat di capai.

e.       Bentuk-bentuk latihan kelentukan
Latihan kelentukan sering kali di lakukan pada bagian pendahuluan dalam suatu sesi latihan dan pada bagian bentuk dan pada bagian penutup latihan terutama pada cabang olahraga permainan. Akan tetapi lain halnya dengan cabang senam, dimana latihan kelentukan sering kali merupakan kegiatan inti latihan. Selain dari pada itu latihan kelentukan dapat dilakukan dengan dan tanpa alat serta dengan pasangan atau teman latihan (partner).
1.      Latihan kelentukan umum
Ø  Latihan pergelangan tangan
Ø  Latihan pergelangan/persendian kaki dan lutut
Ø  Latihan persendian pinggul
Ø  Latihan persendian bahu dan leher
Ø  Latihan persendian tulang belakang

2.      Latihan kelentukan khusus
Latihan kelentukan khusus sering kali diarahkan kepada kebutuhan khusus suatu cabang olahraga. Pada dasarnya untuk mengoptimalkan gerakan tubuh diperlukan latihan kelentukan secara menyeluruh.
Berikut ini diberikan beberapa contoh latihan kelentukan khusus seperti :
Ø Latihan memutar mutar pergelangan tangan dan bahu
Ø Latihan mengayun kedua lengan kedepan, belakang, samping, atas dan kebawah
Ø Gerakan melingkar pada pergelangan kaki, lutut dan panggul
Ø Mengayun tungkai ke depan, belakang dan ke samping
Ø Membungkukkan badan ke depan, belakang dan samping
Ø Latihan peregangan sendiri dan berpasangan

f.       Beberapa petunjuk latihan kelentukan :
1)      Semua bentuk latihan sebaiknya diulangi 10-15 kali
2)      Sebaiknya didahului dengan pemanasan oto
3)      Lakukan pergantian bentuk pelaksanaan sepertin meregang, mengayun dan melingkar
4)      Berikan latihan secara bervariasi untuk tujuan motivasi, misalnya latihan dengan dan tanpa alat, latihan berpasangan dan dengan tugas-tugas gerakan seperti mengintruksikan rolling kedepan dan ke belakang
5)      Istirahat antara setiap seri latihan sebaiknya di isi dengan latihan-latihan pelemasan dan rileksasi.

II.       Prestrasi

Prestasi olahraga (sport performance) merupakan gabungan dari kata “prestasi” dan “olahraga” yang dalam sederhana dapat diartikan sebagai prestasi dalam olahraga. Menurut kamus bahasa Indonesia, prestasi merupakan hasil yang telah dicapai, sedangkan dalam kamus olahraga bahasa Jerman, prestasi (performance) dapat diartikan sebagai proses atau hasil dari pada aksi/perbuatan (Rothig at al, 1983:223 dalam Syafruddin). Prestasi juga dapat diartikan sebagai hasil dari berolahraga dalam bentuk penyelesaian terbaik setiap tugas gerakan yang dilakukan dalam berolahraga dengan menggunakan parameter-parameter tertentu.
Dalam Undang-Undang RI No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, prestasi adalah hasil upaya maksimal yang di capai olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga.

Kondisi fisik merupakan unsur atau kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap atlit untuk meraih suatu prestasi olahraga. Tanpa kondisi fisik yang baik, sulit bagi seorang atlit untuk menguasai suatu teknik cabang olahraga. Misalnya dalam olahraga tae kwon do untuk dapat melakukan serangan kaki yang baik sangat tergantung pada daya ledak tungkai dan kelentukan persendian tubuh bagian bawah terutama pada persendian pinggul. Begitu juga untuk menguasai teknik dribbling dalam permainan basket di butuhkan kelincahan dan kelentukan tubuh agar bias bergerak dengan cepat dan luwes kesemua arah.

1 komentar: