BAB I
PENDAHULUAN
Sistem
adalah seperangkat komponen yang berkejasama secara terkoordinasi untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan. Sistem tersebut merupakan struktur yang terbatas dengan masukan (input)
dan keluaran (ouput) tertentu sesuai tujuan sistem. Biasanya masukan berasal
dari sistem lain dan keluarannya akan menjadi masukan bagi sistem lain atau
kembali ke sistem semula (Greger, 1996).
Sistem
saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai
media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai
pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat
dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat
dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai
analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikannya.
Sistem
saraf tepi terdiri atas saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen yang
disebut juga sebagai saraf sensorik, sedangkan saraf eferen sering disebut juga
saraf motorik yang terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan
saraf motorik autonom.
BAB II
PEMABAHASAN
A. Bagian-bagian Utama Sistem Saraf
Sistem
saraf memiliki dua bagian utama :
- Central Nervous System (CNS/ Sistem saraf pusat)
CNS terletak di bagian
tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu : otak dan
sumsum tulang belakang.
- Peripheral Nervous System (PNS/ Sistem saraf Perifer/Tepi)
PNS terletak di luar bagian
tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1) Somatic Nervous System (Sistem Saraf Somatik), yang
mengatur interaksi tubuh dengan lingkungan luar. Terdiri dari dua macam saraf,
yaitu:
a)
Afferent Nerves (saraf aferen/sensorik), yang membawa
input sensoris dari reseptor dI seluruh bagian tubuh, seperti kulit, kuping,
mata, dan sebagainya ke CNS.
b) Efferent
Nerves (saraf eferen/motorik), yang membawa sinyal dari CNS menuju
otot.
2) Autonomic Nervous System (Sistem Saraf Otonom), adalah
bagian dari PNS yang berfungsi mengatur kondisi internal manusia. Sistem Saraf
Otonom ini juga terdiri dari saraf aferen dan eferen. Saraf Eferen dalam sistem
saraf otonom terdiri dari:
a) Sympathetic
Nerves (saraf simpatik), yang menstimulasi, mengorganisasi, dan
memobilisasi sumber-sumber energi dalam tubuh untuk menghadapi situasi yang
menakutkan tidak menyenangkan
b)
Parasymphatetic Nerves (saraf parasimpatik), yang menyimpan
energi dalam tubuh dan bereaksi dalam menghadapi situasi yang menyenangkan.
Keseimbangan kondisi internal manusia berlangsung
karena input dari saraf eferen dan aferen pada sistem saraf otonom, contohnya:
detak jantung akan meningkat apabila mendapat sinyal dari saraf sympatik,
sebaliknya bila ada sinyal dari saraf parasimpatik, maka detak jantung akan
menurun.
Istilah aferen dan eferen mudah dibedakan apabila
kita mengingat kata-kata berawalan "a" untuk menunjukkan hal-hal yang
sifatnya "mendekati" sesuatu, yaitu approach, arrive, dan
kata-kata berawalan "e" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya
"menjauhi" sesuatu, yaitu exit, escape. Aferen membawa impuls ke CNS,
dan eferen membawa impuls dari CNS.
Gambar 1. bagan
sistem saraf manusia
B. Struktur Sel Saraf
Unit terkecil
penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson.
Badan sel
saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus
dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi
membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah
serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk
menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan
percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada
setiap neuron.
Akson atau
neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf
ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap
neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di
bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang
berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin
disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema.
Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann
membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu
regenerasi neurit. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua
segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi
impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan
antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel
saraf yang lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Sinapsis juga sebagai penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan
ujung dendrit sel saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase
yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Gambar 2. struktur
sel saraf
Neuron
Bagian-bagian neuron dapat
dibedakan atas beberapa bagian ( untuk lebih jelasnya perhatikan pula gambar 2)
:
a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron
=pohon, sarna seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma
sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain.
Kontak antar neuron ditransmisikan melalui sinapsis.
b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung
kromosom. Kromosom terdiri dari rantai
DNA
(deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu,
tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari
kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada
masing-masing individu.
c. Membran
Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh keluar
masuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul lemak (lipid).
d. Sitoplasma,
cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri
dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan,
seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel.
e. Soma
sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat
diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.
f. Axon
Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel.
g. Axon,
benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin. Axon
membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons.
h. Myelin,
lapisan berlemak yang menyelubungi akson.
i. Nodes of Ranvier, bagian axon yang tidak
diselubungi myelin.
j. Terminal
Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang
berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa
substansi kimiawi) ke sinapsis. Substansi kimiawi ini mempengaruhi sel
penerima,sehinggasel penerima akan menentukan apakah pes an akan diteruskan ke
axon atau tidak
k. Synaptic
Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul neurotransmitter yang berbentuk kantong-kantong kedl; umumnya
bersatu di button dekat dengan membrane presianpsis.
l.
Synapses (sinapsis), jarak
terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain dimana sinyal-sinyal kimiawi
ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan terminal button
(sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran dendrite sel
penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan kecill (buds) yang disebut
dengan dendritic spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma
hanya berjalan satu arah, yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel
dan tidak menerima pesan lanjutan dari sel. Pesan disampaikan ke neuron
lain melalui axon.
Gambar 3 Proses sinapsis antar neuron
m. Axodendritic Synapses, sinapsis antra axon dan dendrit
n. Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel.
B. Sel-sel pendukung system
saraf pusat
1. Sel Glia
Sel
glia adalah sel pendukung
yang utama dalam sistem saraf pusat. Sel glia atau neuroglia (secara
literal dapat diterjemahkan sebagai nerve-glue atau perekat saraf) memang
berfungsi melekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh. Tetapi fungsi
sebenarnya lebih dari itu, glia juga mengontrol persedian substansi
kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasi dengan neuron lain,
melindungi neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain sehingga pesan
yang disampaikan antara neuron yang satu dengan yang lain tidak campuraduk,
selain itu iajuga berfungsi memusnahkandan
melepaskan sel-sel saraf yang mati akibat kecelakaan atau karena proses
penuaan.
2 Sel
Satelite
Fungsi pendukung yang dilakukan oleh
sel glia di CNS, juga berlangsung dalam PNS oleh sel satellite (satellite
cell). Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang
terletak di luar CNS, terutama di saraf (kumpulan axon di PNS) dan
organ-organ pengindera.
BAB III
PENUTUP
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Sistem saraf perifer/tepi terdiri dari neuron sensorik,
kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama
lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur
saraf yang kompleks.
Daftar Pustaka
Churchman CW, The System Apporach. New Yoryk. Delli
Publishing Co. Inc. 1968
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf
Greger R, Windhorst u, Comprehensive Human
Physiology, vol I. Germany. Sphringer
- Verlag Berlin Heidelberg.
1996. Regulation Principles in Physiology.
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab2_sistem_saraf.pdf
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem
adalah seperangkat komponen yang berkejasama secara terkoordinasi untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan. Sistem tersebut merupakan struktur yang terbatas dengan masukan (input)
dan keluaran (ouput) tertentu sesuai tujuan sistem. Biasanya masukan berasal
dari sistem lain dan keluarannya akan menjadi masukan bagi sistem lain atau
kembali ke sistem semula (Greger, 1996).
Sistem
saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai
media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai
pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat
dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat
dan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai
analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikannya.
Sistem
saraf tepi terdiri atas saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen yang
disebut juga sebagai saraf sensorik, sedangkan saraf eferen sering disebut juga
saraf motorik yang terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan
saraf motorik autonom.
BAB II
PEMABAHASAN
A. Bagian-bagian Utama Sistem Saraf
Sistem
saraf memiliki dua bagian utama :
- Central Nervous System (CNS/ Sistem saraf pusat)
CNS terletak di bagian
tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu : otak dan
sumsum tulang belakang.
- Peripheral Nervous System (PNS/ Sistem saraf Perifer/Tepi)
PNS terletak di luar bagian
tengkorak dan tulang belakang. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1) Somatic Nervous System (Sistem Saraf Somatik), yang
mengatur interaksi tubuh dengan lingkungan luar. Terdiri dari dua macam saraf,
yaitu:
a)
Afferent Nerves (saraf aferen/sensorik), yang membawa
input sensoris dari reseptor dI seluruh bagian tubuh, seperti kulit, kuping,
mata, dan sebagainya ke CNS.
b) Efferent
Nerves (saraf eferen/motorik), yang membawa sinyal dari CNS menuju
otot.
2) Autonomic Nervous System (Sistem Saraf Otonom), adalah
bagian dari PNS yang berfungsi mengatur kondisi internal manusia. Sistem Saraf
Otonom ini juga terdiri dari saraf aferen dan eferen. Saraf Eferen dalam sistem
saraf otonom terdiri dari:
a) Sympathetic
Nerves (saraf simpatik), yang menstimulasi, mengorganisasi, dan
memobilisasi sumber-sumber energi dalam tubuh untuk menghadapi situasi yang
menakutkan tidak menyenangkan
b)
Parasymphatetic Nerves (saraf parasimpatik), yang menyimpan
energi dalam tubuh dan bereaksi dalam menghadapi situasi yang menyenangkan.
Keseimbangan kondisi internal manusia berlangsung
karena input dari saraf eferen dan aferen pada sistem saraf otonom, contohnya:
detak jantung akan meningkat apabila mendapat sinyal dari saraf sympatik,
sebaliknya bila ada sinyal dari saraf parasimpatik, maka detak jantung akan
menurun.
Istilah aferen dan eferen mudah dibedakan apabila
kita mengingat kata-kata berawalan "a" untuk menunjukkan hal-hal yang
sifatnya "mendekati" sesuatu, yaitu approach, arrive, dan
kata-kata berawalan "e" untuk menunjukkan hal-hal yang sifatnya
"menjauhi" sesuatu, yaitu exit, escape. Aferen membawa impuls ke CNS,
dan eferen membawa impuls dari CNS.
Gambar 1. bagan
sistem saraf manusia
B. Struktur Sel Saraf
Unit terkecil
penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf
(neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson.
Badan sel
saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus
dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi
membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah
serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk
menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan
percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada
setiap neuron.
Akson atau
neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada
dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf
ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap
neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di
bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang
berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin
disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema.
Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel Schwann
membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu
regenerasi neurit. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua
segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi
impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan
antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel
saraf yang lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Sinapsis juga sebagai penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan
ujung dendrit sel saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase
yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Gambar 2. struktur
sel saraf
Neuron
Bagian-bagian neuron dapat
dibedakan atas beberapa bagian ( untuk lebih jelasnya perhatikan pula gambar 2)
:
a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron
=pohon, sarna seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma
sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain.
Kontak antar neuron ditransmisikan melalui sinapsis.
b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung
kromosom. Kromosom terdiri dari rantai
DNA
(deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu,
tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari
kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada
masing-masing individu.
c. Membran
Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh keluar
masuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul lemak (lipid).
d. Sitoplasma,
cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri
dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan,
seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel.
e. Soma
sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat
diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.
f. Axon
Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel.
g. Axon,
benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin. Axon
membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons.
h. Myelin,
lapisan berlemak yang menyelubungi akson.
i. Nodes of Ranvier, bagian axon yang tidak
diselubungi myelin.
j. Terminal
Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang
berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa
substansi kimiawi) ke sinapsis. Substansi kimiawi ini mempengaruhi sel
penerima,sehinggasel penerima akan menentukan apakah pes an akan diteruskan ke
axon atau tidak
k. Synaptic
Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul neurotransmitter yang berbentuk kantong-kantong kedl; umumnya
bersatu di button dekat dengan membrane presianpsis.
l.
Synapses (sinapsis), jarak
terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain dimana sinyal-sinyal kimiawi
ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan terminal button
(sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran dendrite sel
penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan kecill (buds) yang disebut
dengan dendritic spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma
hanya berjalan satu arah, yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel
dan tidak menerima pesan lanjutan dari sel. Pesan disampaikan ke neuron
lain melalui axon.
Gambar 3 Proses sinapsis antar neuron
m. Axodendritic Synapses, sinapsis antra axon dan dendrit
n. Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel.
B. Sel-sel pendukung system
saraf pusat
1. Sel Glia
Sel
glia adalah sel pendukung
yang utama dalam sistem saraf pusat. Sel glia atau neuroglia (secara
literal dapat diterjemahkan sebagai nerve-glue atau perekat saraf) memang
berfungsi melekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh. Tetapi fungsi
sebenarnya lebih dari itu, glia juga mengontrol persedian substansi
kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasi dengan neuron lain,
melindungi neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain sehingga pesan
yang disampaikan antara neuron yang satu dengan yang lain tidak campuraduk,
selain itu iajuga berfungsi memusnahkandan
melepaskan sel-sel saraf yang mati akibat kecelakaan atau karena proses
penuaan.
2 Sel
Satelite
Fungsi pendukung yang dilakukan oleh
sel glia di CNS, juga berlangsung dalam PNS oleh sel satellite (satellite
cell). Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang
terletak di luar CNS, terutama di saraf (kumpulan axon di PNS) dan
organ-organ pengindera.
BAB III
PENUTUP
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Sistem saraf perifer/tepi terdiri dari neuron sensorik,
kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama
lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur
saraf yang kompleks.
Daftar Pustaka
Churchman CW, The System Apporach. New Yoryk. Delli
Publishing Co. Inc. 1968
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf
Greger R, Windhorst u, Comprehensive Human
Physiology, vol I. Germany. Sphringer
- Verlag Berlin Heidelberg.
1996. Regulation Principles in Physiology.
- http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab2_sistem_saraf.pdf
0 komentar:
Posting Komentar