BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gerak
adalah ciri kehidupan, kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan jasmaniah
dilakukann untuk meningkatkan derajat sehat dinamis, gerakan yang di lakukan
oleh manusia memiliki batas sesuai dengan batasan tertentu harus dilakukan
dengan bagaimana gerakan, kapan gerakan itu dilakukan dan untuk apa gerakan itu
di lakukan. Lansia adalah salah satu dari kelompok-kelompok sosial yang ada
dalam masyarakat, kelompok ini terbentuk dengan sendirinya, kelompok dalam
kehidupan manusia terjadi dengan sendirinya terjadi karena adanya kepentingan
atau ciri sejenisnya. Lansia yang terasing dari kelompoknya secara
berkepanjangn tanpa dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada karena
terjadi perubahan fisiologis dan sosial.
Semua
aktifitas yang dilakukan oleh lansia mengalami penurunan dikarenakan faktor
usia, hal lain yang yang membuat
penurunan aktifitas gerak pada lansia disebabkan juga oleh faktor rutinas
sehari-hari yang sudah jauh berkurang di bandingkan pada masa sebelum lansia,
dengan semakin berkurangny aktifitas gerak pada lansia maka kualitas
kesehatanpun semakin berkurang. Pembinaan kesehatan dengan cara berolahraga
secara teratur sangat di perlukan agar tercapainya derajat sehat dinamis maupun
sehat statis. Olahraga adalah serangkaian
gerak raga yang teratur
dan terencana untuk memelihara
hidup, meningkatkan kualitas
hidup dan mencapai tingkat kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan.
Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat
Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya.
Gemar berolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas
berolah-raga : mengundang
penyakit. Tidak berolahraga : menelantarkan diri
!
Pola gerak dalam aktifitas olahraga pada
lansia harus dibatasi karena faktor fisiologis dan anatomis pada lansia yang
mengalami penuan, oleh karena itu perlu juga di perhatikan pola gerak yang
berkaitan dengan kelenturan bagi lansia agar tidak terjadinya cidera, perubahan
penuan anatomis di jelaskan oleh Santoso Giriwijoyo (2007:241) “tinggi badan menyusut disebabkan o;eh keausan bantalan antar tulang : yaitu keausan
bantalan antar tulang belakang
dan
keausan tulang
send lansia”.
Selama
aktifitas berolahraga dan beraktifitas kelenturan sangat berpean penting,
dengan keterbatasan yang dimiliki lansia maka penting sekali dikaji bagaimana
kelentukan dan apa yang membuat keterbatsan tersebut. Menurut syafruddin
(2001:112) “kelenturan berbicara tentang
kemampuan fungsi persendian/pergelangan sepeti sendi bahu, lutut,
pinggul, kaki, pinggul pergelangan kaki
, pergelngan tangan
dll”.Jadi untuk menentukan takaran porsi olahraga yang dominan dengan
kelenturan perlunya pengukuran tingkat kelenturan togok dengan cara pengukuran
menggunakan sits and reach test, sedangkan
untuk mengukur kelentukan sendi pinggul dapat di lakukan dengan split test
B.
Tujuan
Dengan memahami
dan mengetahui kelenturan pada lansia kita dapat mengoptimalkan olahraga dengan
takaran dan porsi yang pas untuk lansia agar dalam menjalani aktifitas olahraga
tidak terjadinya cidera, disamping itu kita juga dapat memahami penyebab kenapa
gerakan kelenturan bagi lansia itu harus di batasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Lansia
Penuaan adalah
proses biologik alami (normal) meliputi seluruh masa kehidupan mulai dari
lahir, pertumbuhan dan kematangan pada usia ± 30-35 tahunyang kemudian diikuti
dengan kemunduran adanya perubahan degeneratif yang bersifat progresif dan
gradual( berangsur) mengenai bentuk tubuh (anatomi) maupun fungsinya
(fisiologis) akibat keausan sel yang di yang diserati menurunnya kapasitas
fisiologisnya
B.
Umur
kronologik
Umur krologik adalah bilangan umur yang
ditunjukan oleh berapa kali telah berulang tahun, umur kronologik di bagi dalam
kelompok-kelompok sebagai berikut:
-
Neonatus : 0 – 1 bl
-
Bayi : 1 – 12 bl
-
Balita : 1 - 5 th
-
Pra-sekolah : 4 - 6 th
-
Anak
: - wanita : 5 - 12 th
-
pria : 5 - 14 th
-
Prapubertas : - wanita : 10 – 12
th
-
pria : 12 - 14 th
-
Pubertas : - wanita :
12 – 14 th
-
pria :
14 – 16 th
-
Remaja : - wanita : 14 – 18 th
- pria :
16 – 21 th
-
Dewasa muda : - wanita : 18 -
35 th
-
pria : 21 - 35 th
-
Dewasa :
35 - 55 th
-
Tua :
55 - 60 th
-
Lansia : 60 - 70 th
-
Lansia
risiko tinggi : >
70 th atau > 60 th yang mengidap penyakit.
Masih belum terdapat
keseragaman dalam pengelompokan
umur seperti tercantum di atas. Namun seiring
dengan bertambahnya usia
harapan hidup,
maka Dep. Kesehatan menentukan
batas
lanjut
usia menjadi > 60 tahun
Untuk usia di atas
40 tahun terdapat pengelompokan sebagai
berikut :
1. Usia
menjelang lanjut : 40 – 55 th
2.Usia lanjut masa
prasenium :
55 – 64 th
3. Usia
lanjut masa senescens :
> 65 th
4.Usia
lanjut risiko tinggi :
> 70 th
Dari penjelasan semua penjelasan di atas dapat di
tarik kesimpulan bahwa umur lansia di mulai dari usia 70 tahun
C.
kelenturan
Kelenturan
merupakan salah satu kompenen fisik yang menentuakan kualitas dan penguasaan
suatu keterampilan (teknik) cabang olahraga. Kelentukan hamper untuk semua
cabang olahraga, termasuk untuk kebutuhan gerak sehari-hari karena kelentukan
merupakan fungsi seluruh persendian yan terdapat pada tubuh.Menurut Syafruddin
(2011:112) “Kelentukan adalah salah
satu elemen kondisi
fisil yang menentukan dalam
mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cidera, mengembangkan
kemampuan kekuatan, daya tahan, keincahan dan koordinasi Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan fungsi kelentukan dalam olahraga perlu di ketahui dan dipahami
terlebih dahulu factor-faktor yang membatasi kemampuan funsinya., kemampuan
kelentukan dibatasi oleh beberapa factor antara lain:
1. Koordinasi
otot sinergis dan antagonis
2. Bentuk
persendian
3. Temperatur
otot
4. Kemampuan
tendon dan ligament
5. Kemampuan
Proses Pengendalian Fisiologi Pernafasan
6. Usia
dan Jenis Kelamin
Jelas dalam
menentukan kualitas kelenturan dipengaruhi oleh faktor usia, hal ini di
karenakan Kemampuan kelentukan (flexibility)
juga ditentukan oleh usia dan jenis kelamin. Kemampuan fleksibilitas yang
terbaik didapat pada usia anak-anak sebelum masa pubertas, akan tetapi setelah
masa pubertas kemampuan kelentukan menurun sejalan dengan bertambahnya usia
Dengan semakin bertambahnya usia maka jelas
bahwa semua unsur fisologis dan anatomis akan semakin menurun, dari penelitain
yang di lakukan Dr. key flateten profesor pendidikan jasmani dalam jhonatan dan
khetler(1996:256 ) meraka yang beruia 39 sampai berusia lanjut menunjukan suatu
kemunduran tenaga dari tahun ke tahun , tenaga paha laki-laki menurun hinga 23%
dan pada wanita mengalami penuruna hingga 37%
Demikian juga dengan
kelenturan tubuh, suatu penelitian menunjukan bahwa norma kelenturan tubuh
adalah pada usia 59 tahun, setelah iu terjadi penurunan dalam kelenturan.
Ternyata latihan otot bagi lansiamenyebabkan lebih kuatnya otot dan lebih
baiknya kelenturan tubuh, termasuk berbagai persendian hingga tidak mengurangi
keterlambatan dalam gerak, artinya sangat penting ltihan tersebut untuk
mempertahankan kelenturan bagi lansia.
D.
Latihan
yang di anjurkan bagi lansia
Telah
di jelaskan bahwa latihan otot berkolerasi dengn bugsnya kelenturan bagi
lansia, olahraga ini dapat di lakukan dengan posisi duduk dan olahraga ideal
yang bagus di lakukan menurut Dr. kay flatten dan Dr. cobin dalam jhonatan dan
khetler (1996:256) adalah:
1. Menguatkan
kelenturan otot pinggang
2. Menguatkan
otot paha
3. Menguatkan
otot betis
4. Menguatkan
otot lengan bagian depan
5. Menguatkan
otot bagian belakang dari lengan
6. Menguatkan
otot bahu atas
7. Menguatkan
otot bahumenguatkan otot telapak tangan
Namun
demikan perlu olahraga tersebut perlu bimbingan dan konsultasi terlebih dahulu
kepada ahli di bidang tersebut karena dengan penurunan fungsi fisiologis dan
anatomis pada lansia, seperti menurunnya kartilago, zat kapur yang menyebabkan
kerapuhan tulang dan pengikat sendi( ligamen) hal tersebut dapat mengaibatkan
cidera jika tidak sesuai dengan takarannya
BAB
III
A.
Kesimpulan
Penuaan
adalah proses biologik alami (normal) meliputi seluruh masa kehidupan mulai
dari lahir, pertumbuhan dan kematangan pada usia ± 30-35 tahunyang kemudian
diikuti dengan kemunduran adanya perubahan degeneratif yang bersifat progresif
dan gradual( berangsur) mengenai bentuk tubuh (anatomi) maupun fungsinya
(fisiologis) akibat keausan sel yang di yang diserati menurunnya kapasitas
fisiologisnya, berdasarkan kronologik umur lansia bersikar 60 tahun keatas.
kelenturan
tubuh adalah pada usia 59 tahun, setelah iu terjadi penurunan dalam kelenturan.
Ternyata latihan otot bagi lansiamenyebabkan lebih kuatnya otot dan lebih
baiknya kelenturan tubuh, termasuk berbagai persendian hingga tidak mengurangi
keterlambatan dalam gerak, artinya sangat penting ltihan tersebut untuk mempertahankan
kelenturan bagi lansia.
B.
Saran
perlu
bimbingan dan konsultasi terlebih dahulu kepada ahli di bidang tersebut karena
dengan penurunan fungsi fisiologis dan anatomis pada lansia, seperti menurunnya
kartilago, zat kapur yang menyebabkan kerapuhan tulang dan pengikat sendi(
ligamen) hal tersebut dapat mengaibatkan cidera jika tidak sesuai dengan
takarannya
DATRAR
PUSTAKA
Giriwijoyo,Y.S.S.dkk
: “ILmu Kesehatan Olahraga (Sport
Medicine) Untuk kesehatan dan untuk prestasi olahraga, Bandung 2007.
Kuantraf,
jhonatan dan Kuantraf kathleen : “olahraga
Sumber Kesehatan”, Percetakan advent Indonesia, Bandung 1992.
syafruddin : “Ilmu Kepelatihan olahraga”, Teori dan
Aplikasi dalam Pembinaan Olahraga, UNP Press.2011
0 komentar:
Posting Komentar